Minggu, 23 April 2017

Journey in Cikole lembang 2017

1.         Sejarah
UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak (UPTD BPT Sapi Perah dan HMT) Cikole Lembang berdiri sejak tahun 1952 dengan nama Taman Ternak yang diprakasai oleh drh. Soedjono Koesoemohardjo (Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Barat). UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang berada di bawah tanggung jawab Dinas Peternakan Jawa Barat. UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang berada di Jalan Raya Tangkuban Parahu Km 22 Lembang Jawa Barat. Luas lahan UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang yang dimiliki sekarang seluas 57,8 hektar yang dibagi menjadi 2 lokasi yaitu di Cikole seluas 9,8 Ha dan di Sub Unit Pelayanan Subang seluas 48 Ha (Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Sagala Herang). Tugas pokok UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang yaitu melaksanakan sebagian fungsi Dinas dibidang pengembangan ternak sapi perah dan hijauan makanan ternak. Ditinjau dari kondisi geografis dan topografinya, Cikole Lembang merupakan dataran tinggi dengan tinggi 1200 mdpl, suhu udara rata-rata 19,3°C, kelembaban 80,5% dan curah hujan 2,4 mm/tahun. Menurut pendapat Utomo et al. (2009) bahwa suhu udara yang sesuai untuk pemeliharaan sapi perah di daerah tropis berkisar antara 18 – 21oC dan di Indonesia lingkungan tersebut berada di wilayah dengan ketinggian serendah-rendahnya 500 mdpl. 
Luas kebun hijauan pakan UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang sekarang yaitu seluas 5 Ha di lokasi Cikole dengan produksi hijauan pakan ternak 1,281 ton per Ha/tahun dan di Sub Unit Pelayanan Subang seluas 14 Ha dengan produksi 258 ton Ha/tahun. Hijauan pakan ternak yang ditanam yaitu rumput Gajah Taiwan, Alfafa dan jenis hijauan pakan ternak lain. Masa panen hijauan pakan ternak tersebut 54 – 56 hari sehingga hijauan pakan ternak selalu tersedia setiap hari dengan penerapan sistem blok rotasi. Pakan ternak sapi perah di Cikole Lembang berupa hijauan, konsentrat dan pakan tambahan. Hijauan yang dibutuhkan di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang setiap harinya sebanyak 8,3 ton.
Pada bulan Maret 1997, UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang berkerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam bidang kesehatan reproduksi, pakan, milking hygiene, produksi hijauan dan peralatan perkandangan seperti alat pasteurisasi. Laboratorium susu serta peralatan lainnya.

 2.             Asal usul ternak
Ternak di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang sekarang berasal dari JICA. Ternak yang di import yaitu sapi perah Friesian Holstein. Standar impor bibit sapi perah Friesian Holstein yaitu warna bulu hitam dan putih, sehat, tidak cacat, tidak memiliki penyakit yang menular, kaki tegak dan kuat, ambing besar, puting simetris, tahan terhadap iklim tropis. Jumlah populasi sapi perah di BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang sebanyak 250 yang terdiri dari sapi pedet, sapi lepas sapih, sapi dara, sapi laktasi dan sapi kering kandang. 

3.                 Manajemen pemberian pakan
Manajemen pemberian pakan ternak di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang ada 4 yaitu sapi pedet, sapi dara, sapi dewasa laktasi dan sapi kering kandang. Pemberian pakan pedet baru lahir berupa kolostrum susu selama 5 – 7 hari setelah dilahirkan, setelah 7 hari diberi pengganti kolostrum yaitu berupa susu sebanyak 10% dari bobot badan sampai umur 4 bulan. Pemberian susu pada pedet ditambah juga dengan hijauan kering (hay) untuk merangsang rumen pedet agar berkembang dengan optimal. Pakan pedet lepas sapih berupa hay. Pakan sapi dara berupa hijauan rumput yang diberikan selama 2 kali sehari yaitu pukul 07.00 dan 15.30 WIB. Pemberian konsentrat untuk sapi dara sebanyak 4,5 kg/ekor/hari diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu 2 kali bersamaan dengan pemberian hijaun dan diberikan pada pukul 12.00 WIB. Sapi laktasi diberi pakan hijauan, konsentrat dan silase. Konsentrat pada sapi laktasi diberikan 3 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00, siang hari pukul 12.00 dan sore hari pukul 16.00 sebanyak 6 kg/ekor setelah pemberian hijauan. Pemberian silase diberikan 1 kali sehari sebanyak 3 – 5 kg pada pukul 10.00 WIB.  Pemberian pakan sapi kering kandang lebih rendah dari sapi laktasi yaitu 40 kg/ekor hijauan dan 4 kg/ekor konsentrat. Menurut pendapat Utomo dan Miranti (2010) menyatakan bahwa konsentrat yang diberikan pada sapi perah berpengaruh terhadap produksi asam propionat karena asam propionat dapat diubah menjadi glukosa sebagai bahan pembentuk laktosa susu.

4.         Manajemen perkandangan
UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang terdiri dari kandnag pedet, kandang melahirkan, kandang exercise, kandang sapi dara dan kandang laktasi. Menurut pendapat Simanora et al. (2015) kandang sapi perah yang baik memiliki kontruksi kandang yang kuat, sirkulasi udara lancar, lantai kandang kering, tersedia tempat pakan dan tempat minum Kandang di Pemeliharaan sapi pedet dalam kandang harus dilakukan secara optimal mulai dari setelah lahir sampai sapih karena sangat mempengaruhi performans sapi saat dewasa kelak. Kandang pedet diberi alas jerami kering karena apabila alas kandang basah dapat menyebabkan pedet mudah terkena mencret. Sapi lepas sapih  pemindahan ke kandang exercise pada jam 8 – 10 pagi karena untuk mempersiapkan calon induk agar memperkuat kakinya dengan terkenannya sinar ultraviolet. Sistem atap yang digunakan pada kandang adalah sistem monitor sehingga sirkulasi udara mudah, namun kandang exercise hanya menggunakan tipe setengah atap saja untuk berteduh dengan atap yang terbuat dari bahan fiber serta latai terbuat dari semen. Kandang sapi laktasi dan sapi dara bertipe tail to tail dengan lantai terbuat dari semen dan ditambah alas karpet berwana hitam agar mempermudah dalam membersihkan kotoran serta mengurangi cekaman sapi karena warna hitam karpet dapat menyerap sapi pada tubuh sapi. 


5.         Penanganan limbah
Limbah di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang dimanfaatkan untuk pupuk cair dan padat. Limbah cair berasal dari urine dan air bekas memandikan ternak, sedangkan pupuk padat berasal dari sisa pakan dan feses. Limbah yang tersedia ditampung pada bak-bak selama 2 hari, kemudian digunakan untuk pupuk kebun rumput milik UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar