1. Sejarah
UPTD
Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak (UPTD BPT Sapi
Perah dan HMT) Cikole Lembang berdiri sejak tahun 1952 dengan nama Taman
Ternak yang diprakasai oleh drh. Soedjono Koesoemohardjo (Kepala Jawatan
Kehewanan Priangan Barat). UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang berada di
bawah tanggung jawab Dinas Peternakan Jawa Barat. UPTD BPT Sapi Perah dan HMT
Cikole Lembang berada di Jalan Raya Tangkuban Parahu
Km 22 Lembang Jawa Barat. Luas lahan UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang
yang dimiliki sekarang seluas 57,8 hektar yang dibagi menjadi 2 lokasi yaitu di
Cikole seluas 9,8 Ha dan di Sub Unit Pelayanan Subang seluas 48 Ha (Kecamatan
Jalancagak dan Kecamatan Sagala Herang). Tugas pokok UPTD BPT Sapi Perah dan
HMT Cikole Lembang yaitu melaksanakan sebagian fungsi Dinas dibidang
pengembangan ternak sapi perah dan hijauan makanan ternak. Ditinjau dari kondisi geografis dan topografinya,
Cikole Lembang merupakan dataran tinggi dengan tinggi 1200 mdpl, suhu udara
rata-rata 19,3°C, kelembaban 80,5% dan curah
hujan 2,4 mm/tahun. Menurut pendapat
Utomo et al. (2009) bahwa suhu udara yang sesuai untuk pemeliharaan sapi
perah di daerah tropis berkisar antara 18 – 21oC dan di Indonesia
lingkungan tersebut berada di wilayah dengan ketinggian serendah-rendahnya 500
mdpl.
Luas
kebun hijauan pakan UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang sekarang yaitu
seluas 5 Ha di lokasi Cikole dengan produksi hijauan pakan ternak 1,281 ton per
Ha/tahun dan di Sub Unit Pelayanan Subang seluas 14 Ha dengan produksi 258 ton
Ha/tahun. Hijauan pakan ternak yang ditanam yaitu rumput Gajah Taiwan, Alfafa dan jenis hijauan pakan ternak
lain. Masa panen hijauan pakan ternak tersebut 54 – 56 hari sehingga hijauan
pakan ternak selalu tersedia setiap hari dengan penerapan sistem blok rotasi.
Pakan ternak sapi perah di Cikole Lembang berupa hijauan, konsentrat dan pakan
tambahan. Hijauan yang dibutuhkan di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang
setiap harinya sebanyak 8,3 ton.
Pada bulan
Maret 1997, UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang berkerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam bidang
kesehatan reproduksi, pakan, milking
hygiene, produksi hijauan dan peralatan perkandangan seperti alat
pasteurisasi. Laboratorium susu serta peralatan lainnya.
2. Asal usul ternak
Ternak
di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang sekarang berasal dari JICA.
Ternak yang di import yaitu sapi perah Friesian
Holstein. Standar impor bibit sapi perah Friesian Holstein yaitu
warna bulu hitam dan putih, sehat, tidak cacat, tidak memiliki penyakit yang
menular, kaki tegak dan kuat, ambing besar, puting simetris, tahan terhadap
iklim tropis. Jumlah populasi sapi perah di BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang
sebanyak 250 yang terdiri dari sapi pedet, sapi lepas sapih, sapi dara, sapi
laktasi dan sapi kering kandang.
3. Manajemen pemberian pakan
Manajemen
pemberian pakan ternak di UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang ada 4
yaitu sapi pedet, sapi dara, sapi dewasa laktasi dan sapi kering kandang.
Pemberian pakan pedet baru lahir berupa kolostrum susu selama 5 – 7 hari
setelah dilahirkan, setelah 7 hari diberi pengganti kolostrum yaitu berupa susu
sebanyak 10% dari bobot badan sampai umur 4 bulan. Pemberian susu pada pedet
ditambah juga dengan hijauan kering (hay)
untuk merangsang rumen pedet agar berkembang dengan optimal. Pakan pedet lepas
sapih berupa hay. Pakan sapi dara
berupa hijauan rumput yang diberikan selama 2 kali sehari yaitu pukul 07.00 dan
15.30 WIB. Pemberian konsentrat untuk sapi dara sebanyak 4,5 kg/ekor/hari
diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu 2 kali bersamaan dengan pemberian
hijaun dan diberikan pada pukul 12.00 WIB. Sapi laktasi diberi pakan hijauan,
konsentrat dan silase. Konsentrat pada sapi laktasi diberikan 3 kali sehari
yaitu pada pagi hari pukul 07.00, siang hari pukul 12.00 dan sore hari pukul
16.00 sebanyak 6 kg/ekor setelah pemberian hijauan. Pemberian silase diberikan
1 kali sehari sebanyak 3 – 5 kg pada pukul 10.00 WIB. Pemberian pakan sapi kering kandang lebih
rendah dari sapi laktasi yaitu 40 kg/ekor hijauan dan 4 kg/ekor konsentrat.
Menurut pendapat Utomo dan Miranti (2010) menyatakan bahwa konsentrat yang
diberikan pada sapi perah berpengaruh terhadap produksi asam propionat karena
asam propionat dapat diubah menjadi glukosa sebagai bahan pembentuk laktosa
susu.
4. Manajemen perkandangan
UPTD
BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang terdiri dari kandnag pedet, kandang
melahirkan, kandang exercise, kandang
sapi dara dan kandang laktasi. Menurut pendapat Simanora et al.
(2015) kandang sapi perah yang baik memiliki kontruksi kandang yang kuat,
sirkulasi udara lancar, lantai kandang kering, tersedia tempat pakan dan tempat
minum Kandang
di Pemeliharaan sapi pedet dalam kandang harus dilakukan secara optimal mulai
dari setelah lahir sampai sapih karena sangat mempengaruhi performans sapi saat
dewasa kelak. Kandang pedet diberi alas jerami kering karena apabila alas
kandang basah dapat menyebabkan pedet mudah terkena mencret. Sapi lepas sapih pemindahan ke kandang exercise pada jam 8 – 10 pagi karena untuk mempersiapkan calon
induk agar memperkuat kakinya dengan terkenannya sinar ultraviolet. Sistem atap
yang digunakan pada kandang adalah sistem monitor sehingga sirkulasi udara
mudah, namun kandang exercise hanya
menggunakan tipe setengah atap saja untuk berteduh dengan atap yang terbuat
dari bahan fiber serta latai terbuat dari semen. Kandang sapi laktasi dan sapi
dara bertipe tail to tail dengan
lantai terbuat dari semen dan ditambah alas karpet berwana hitam agar mempermudah
dalam membersihkan kotoran serta mengurangi cekaman sapi karena warna hitam
karpet dapat menyerap sapi pada tubuh sapi.
5. Penanganan limbah
Limbah di
UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang dimanfaatkan untuk pupuk cair dan
padat. Limbah cair berasal dari urine dan air bekas memandikan ternak,
sedangkan pupuk padat berasal dari sisa pakan dan feses. Limbah yang tersedia
ditampung pada bak-bak selama 2 hari, kemudian digunakan untuk pupuk kebun
rumput milik UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar